Medical Check Up, Ini yang Harus Anda Ketahui
Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Melalui pemeriksaan ini, diharapkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan bisa dideteksi sejak dini. Tes ini sekaligus berguna untuk merencanakan metode penanganan dan pengobatan yang tepat sebelum penyakit berkembang.
Saat medical check up, pasien akan menjalani sejumlah tahapan pemeriksaan, yang meliputi konsultasi mengenai keluhan yang sedang dirasakan, pencatatan dan pemeriksaan berkaitan dengan riwayat kesehatan, serta pemeriksaan tanda vital tubuh dan kondisi fisik secara umum.
Indikasi Medical Check Up
Medical check up dapat membantu dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Berikut ini adalah tujuan dilakukannya medical check up:
- Mengetahui kondisi kesehatan terkini
- Mendeteksi penyakit yang tidak disertai gejala
- Mengetahui risiko-risiko penyakit yang mungkin bisa muncul di kemudian hari
- Mendorong pasien untuk beralih ke gaya hidup sehat
- Memastikan kondisi kesehatan pasien sebelum melakukan pengobatan tertentu
Walau tidak diwajibkan, medical check up dianjurkan menjadi pemeriksaan kesehatan rutin, khususnya pada kondisi tertentu. Pasien dapat berkonsultasi kepada dokter mengenai kondisi kesehatan kapan saja, tanpa harus menunggu timbulnya penyakit.
Medical check up disarankan untuk dilakukan setiap 1 tahun, terutama bagi seseorang yang berusia di atas 50 tahun. Sementara, untuk pasien yang memiliki kondisi khusus, seperti sedang mengonsumsi obat, medical check up dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter.
Peringatan Medical Check Up
Sebelum menjalani medical check up, penting untuk menginformasikan kepada dokter hal-hal berikut ini:
- Keluhan atau gejala yang sedang dialami
- Obat-obatan yang sedang digunakan, termasuk suplemen dan produk herbal
- Riwayat kesehatan, riwayat operasi, hasil tes, serta perawatan dokter lainnya
- Diet yang sedang dijalani
- Perangkat yang ditanam di dalam tubuh, seperti alat pacu jantung
Jika Anda memiliki perangkat yang diimplan di dalam tubuh, bawa salinan bagian depan dan belakang kartu perangkat Anda sebagai bukti. Disarankan juga untuk mempersiapkan pertanyaan yang ingin ditanyakan pada dokter agar tidak ada yang terlupa.
Sebelum Medical Check Up
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum medical check up. Pertama, pasien disarankan untuk membawa data medis, seperti foto Rontgen atau hasil dari pemeriksaan kesehatan lain yang mungkin sebelumnya pernah dilakukan.
Pasien juga perlu menanyakan kepada dokter mengenai pelaksanaan puasa atau obat-obatan yang harus dihentikan sementara penggunaannya.
Sebelum rangkaian pemeriksaan dilakukan, pasien akan diberikan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada kondisi kesehatan saat ini dan yang terdahulu. Setelah pengisian kuesioner selesai, pasien perlu memberi tahu dokter daftar obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang digunakan.
Pasien disarankan untuk mengenakan pakaian yang nyaman dan tidak menggunakan perhiasan, riasan, atau aksesoris lainnya yang dapat menghambat pemeriksaan. Tiap melakukan medical check up, usahakan untuk selalu didampingi oleh keluarga atau kerabat dekat.
Prosedur Medical Check Up
Bentuk-bentuk tes dalam medical check up sangat bervariasi. Tes yang dilakukan akan disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan pasien. Berikut ini adalah beberapa tes atau pemeriksaan yang dapat dilakukan dalam medical check up:
1. Pemeriksaan riwayat kesehatan
Pada tahap awal medical check up, pasien akan melakukan tanya jawab dengan dokter mengenai keluhan kesehatan yang dialami dan riwayat kesehatan pasien serta keluarga.
Dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gaya hidup, seperti pola makan, intensitas olahraga, kebiasaan merokok, dan mengkonsumsi minuman beralkohol
2. Pemeriksaan tanda vital
Tanda-tanda vital yang diperiksa dalam medical check up, di antaranya:
- Frekuensi denyut jantung
Denyut jantung normal adalah 60–100 kali per menit. - Frekuensi pernapasan
Pernapasan normal berkisar antara 12–20 kali per menit. - Suhu tubuh
Suhu tubuh yang sehat rata-rata berkisar antara 36–37 derajat Celcius. - Tekanan darah
Tekanan darah yang tergolong normal adalah 90/60–120/80 mmHg.
3. Pemeriksaan fisik
Pada saat pemeriksaan fisik dilakukan, pasien dapat diminta berdiri, duduk, atau berbaring, tergantung bagian tubuh yang akan diperiksa.
Pemeriksaan fisik biasanya dimulai dengan mengukur berat dan tinggi badan pasien untuk mengetahui bila terdapat kekurangan atau kelebihan berat badan Setelah itu, dokter akan memeriksa seluruh kondisi tubuh, mulai dari kepala hingga kaki.
Dalam pemeriksaan menyeluruh tersebut, dokter mungkin akan mengawalinya dengan melihat apakah ada kelainan pada kulit, rambut, atau kuku, serta menekan atau mengetuk bagian tubuh tertentu. Bila terdapat rasa nyeri saat penekanan atau pengetukan, informasikan kepada dokter.
Pemeriksaan kemudian akan dilanjutkan dengan memeriksa mata, hidung, telinga, hingga organ dalam tubuh. Dokter akan menggunakan alat bantu yang disebut otoskop untuk memeriksa keadaan telinga dan stetoskop untuk mendengar bunyi jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan.
Beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan kekuatan otot, memerlukan kerja sama pasien untuk melakukan gerakan tertentu sesuai arahan dokter. Bila kurang mengerti dengan arahan yang diberikan, jangan ragu untuk bertanya.
Kondisi kelamin juga akan diperiksa dalam pemeriksaan fisik ini. Pada laki-laki, penis dan testis akan diperiksa untuk melihat adanya infeksi, peradangan, perubahan ukuran, atau gangguan lain yang mungkin terjadi.
Untuk memeriksa prostat, dokter akan melakukan pemeriksaan colok dubur untuk mendeteksi ada tidaknya pembesaran ukuran kelenjar prostat
Sedangkan pada wanita, organ panggul yang meliputi vagina, vulva, serviks, ovarium, dan rahim akan diperiksa untuk mendeteksi adanya infeksi menular seksual atau gangguan kesehatan lainnya.
Kemudian, untuk mendeteksi adanya tumor atau kanker payudara dokter akan melakukan pemeriksaan dengan melihat dan menekan area payudara. Dokter juga akan memeriksa kondisi kelenjar getah bening dengan meraba ada tidaknya benjolan yang timbul di daerah lipatan, seperti ketiak atau lipat paha.
4. Pemeriksaan penunjang
Selain pemeriksaan di atas, jika diperlukan, beberapa pemeriksaan penunjang di bawah ini juga akan dilakukan untuk memperkuat diagnosis:
- Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine, atau tinja untuk melihat jumlah sel darah, kolesterol, gula darah, atau zat kimia yang menjadi penanda fungsi organ, serta mendeteksi kelainan pada urine dan tinja.
- Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan pencitraan, seperti USG dan foto Rontgen, digunakan untuk melihat kondisi organ dalam tubuh pasien dengan lebih jelas. Organ tubuh yang dapat diperiksa antara lain paru-paru, hati, pankreas, ginjal, limpa, kandung kemih, prostat, dan rahim.
Pada wanita, pemeriksaan foto Rontgen payudara (mammografi) atau USG mammae (payudara) dilakukan untuk mendeteksi tumor payudara.
- Pemeriksaan rekam jantung
Pemeriksaan rekam jantung atau elektrokardiografi (EKG) merupakan prosedur untuk merekam aktivitas listrik jantung dengan menggunakan elektroda-elektroda kecil yang ditempelkan di kulit dada, lengan, dan tungkai.
Pemeriksaan EKG dapat dilakukan dalam posisi berbaring atau saat melakukan aktivitas, seperti berlari di atas mesin treadmill.
- Pap smear
Bagi wanita yang berusia 21 tahun atau lebih dan sudah pernah berhubungan seksual, pap smear disarankan untuk dilakukan setiap 3 tahun guna mendeteksi dini kanker serviks.
Setelah usia 30 tahun, pap smear cukup dilakukan setiap 5 tahun, lalu setelah usia 65 tahun, pap smear tidak perlu dilakukan bila tidak timbul keluhan.
Setelah Medical Check Up
Setelah selesai melakukan medical check up, pasien umumnya diperbolehkan untuk pulang dan beraktivitas seperti biasa. Dokter akan menghubungi pasien kembali setelah seluruh hasil tes diperoleh dan menjelaskan secara rinci mengenai hasil tersebut.
Bila ditemukan kelainan pada hasil medical check up, pasien akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kelainan tersebut. Dokter juga akan menyarankan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat, baik bila ditemukan kelainan ataupun tidak, seperti:
- Konsumsi makanan sehat
Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan, serta batasi konsumsi makanan berlemak. - Berolahraga secara rutin
Sediakan waktu untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu, misalnya dengan berjalan kaki atau berlari santai, untuk menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker. - Berhenti merokok
Menghentikan kebiasaan merokok dapat menurunkan risiko terjadinya berbagai penyakit, seperti stroke, penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan pengeroposan tulang.
Komplikasi Medical Check Up
Tiap pemeriksaan dalam medical check up memiliki kegunaan dan manfaat, sekaligus risiko terjadinya efek samping, walaupun jarang. Misalnya, pemeriksaan foto Rontgen dapat membua tubuh terpapar radiasi meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Oleh karena itu, dokter akan menilai keuntungan dan kerugian dari tiap pemeriksaan yang akan dilakukan
Kesimpulan
Medical Check Up penting untuk dilakukan. Lakukan pemeriksaan secara rutin untuk memastikan kesehatan dir Anda. Tidak terlihat sakit bukan berarti Anda sudah pasti baik-baik saja. Konstultasikan dengan dokter dan klink atau rumah sakit yang memberikan fasilitas terpercaya dalam melakukan pemeriksaan Medical Check Up. SpeedLab Indonesia hadir untuk melayani kebutuhan Anda melakukan Medical Check Up secara berkala